SEPANJANG JALAN TARBIYAH


Oleh : Abi Fghi

Di sejauh perjalanan tarbiyah yang  kita lewati….. Sepatutnya dan seharusnya bersyukur atas nikmat kesadaran yang dikarunikan oleh Allah Swt, sehingga bisa bergabung bersama kafilah dakwah tarbiyah. Allah memilih kita untuk menapaki jalan tarbiyah. Bahwa ini adalah jalan panjang. Karena ini merupakan adalah pilihan. Pilihan yang akan meminta segalanya dari diri.

Di setiap murabbi yang membersamai….. Berterima kasih atas tadhiyyah atau pengorbanan yang diberikan. Tadhiyyah waktu, tenaga,  harta, pemikiran dan tentunya perasaan. Ia yang membimbing dengan sepenuh dan segenap cinta orang tua terhadap anaknya. Memberikan waktunya ditegah pembagian yang perlu diatur. Terkurang bersua dengan keluarga. Terima kasih murabbiku. Denganmu serta bimbinganmu nikmat iman, nikmat Islam, nikmat persaudaraan dapat di rengkuh. 

Di setiap saudara yang  kita pahami….. Mari belajar berlapang atas kekurang. Bersabar atas kelemahan. Bercermin atas takaful yang belum mampu kita bertindak dengan cekatan. Apatah i’tsar , jauh kita dari prilaku sahabat dan salafus shalih. Astaghfirullah… ampuni kami ya Rabb atas rukun keluarga yang belum di jalankan. Maafkan kami saudaraku…atas kelemahan dan ketidakberdayaan. Dikesumua itu, kita adalah saudara. Yang akan terus belajar agar apa yang telah di rancang oleh muasis dakwah ini terlaksana.

Disetiap madah tarbiyah yang telah di talaqi….. Banyak ilmu yang dapat kita daras, ambil manfaat, ambil hikmah. Menjadikan itu bagian menuju asas amal. Madah tarbiyah (walau ada kekurangan yang terus diperbaiki dari masa ke masa) mengajrakan kita banyak hal. Yang berguna sebagai bekal dalam perjalanan keagamaan. Sebagai stimulant untuk terus belajar. Karena tak semua pelajaran yang kita inginkan ada di madah tarbiyah. Tugas berikutnya menggali di berbagai majelis ilmu. Karena Allah akan melapangkan jalan bagi para pencari ilmu. Tidak mencukup dengan materi tarbiyah yang ada di halaqoh. Tak bisa dipungkiri. Maka menjadi naïf, jika ada yang mengatakan berlama, bertahun bergabung dalam tarbiyah tak mendapat kekayaan ilmu. Semoga,terlepas dari simpulan yang demikian.

Di setiap taujih yang telah kita renungi..... Ia menjadi bekalan, menjadi makanan, menjadi penyegar, menjadi penyejuk akan hati-hati ini yang rindu akan nasehat. Nasehat yang akan menggerakan para jundi untuk mengarungi medan hidup dan medan dakwah. Taujih adalah nutrisi jiwa. Berterima kasihlah kepada para murabbi, dengan nasehat yang tulusnya. Yang berlandaskan cinta serta beralaskan ukhuwah. Jiwa kita terjaga. Terjaga atas keburukan yang senantiasa mengejar dimanapun kita berada. Tatkala sendiri atau bersama. Taujih membawa arah dan keterarahan pada jalan yang lurus.

Di setiap ukhuwah yang telah kita rengkuhi….. Nikmat yang diberikan Allah Swt bertambah menjadi semakin lengkap dengan tambahan nikmat ukhuwah. Ukhuwahlah yang menyatukan kita menjadi saudara. Ukhuwah adalah penjaga, atas sangka, atas ghil, atas iri, atas dengki. Ukhuwah jalan melapang dada, melapang tempat.

Di setiap qodhoya yang mampu kita atasi….. Taka da orang yang tak punya masalah. Tak ada jama’ah yang sempurna. Demikian juga dengan kita pada jundi dakwah. Pasti berpunya qodhoya. Masalah bukan menjadi penghalang untuk tak berkatifitas di komunitas. Masalah adalah cara Allah memberi pelajaran dan ilmu bagi kita. Masalah bukan untuk di tumpuk. Apalagi menjadi kutuk. Tetapi sebagai wahana untuk dicermati dengan jeli. Serta di upayakan agar bisa dipecahkan. Tarbiyah mengajarkan kita banyak hal, agar kita mampu dan kuat kala ada masalah. Kita di dorong untuk menjadi pemecah masalah, buka pemberi masalah.

Di setiap perintah yang telah kita taati….. Jikalau simpulan atau keputusan orang atau lembaga lain kita bisa memahami, jika khilafiyah kita bisa bertasamuh atasnya. Mestinya keputusan jama’ah dan pandangan qiyadah bisa kita terima. Inilah sekian dari simpulan diskusi perinsip lima sampai delapan dalan usul ‘isyrinnya Hasan Al Banna. Kita belajar taat atas ketetap qiyadah. Karena ketetapan qiyadah dibahas oleh majelis syuro. Mereka memiliki kapasitas dan kapabelitas  ilmu untuk memutuskan apa yang terbaik buat semua. Karena taat, adalah jalan selamat. Selamatnya fikrah dakwah tarbiyah.

Di setiap putusan yang telah kita tsiqohi….. Betul bahwa tsiqoh ditempatkan pada urutan terakhir pada rukun baiat amal. Tapi ia menjadi penentu pada rukun – rukun sebelumnya. Jika tsiqoh sudah berkurang, apalagi hilang. Maka akan berimbas pada yang lainnya. Tsiqoh adalah keniscayaan. Ketika berjalan pada suatu tempat, kemudian kita tidak tahu kemana arah ditentukan. Datanglah orang yang kenal di tempat tersebut, memberikan arahan bahkan kita diajak bersamanya agar kita terhindar dari kebingungan. Apa yang kita lakukan ? Jawabnya… tsiqoh.

Di setiap do’a yang telah kita amini….. Kita berharap dengan menghadirkan rasa khauf dan roja’ kepada Allah Swt, semoga dikabulkan segenap pinta kita. Pinta untuk sendiri, untuk orang tua, untuk istri, untuk suami, untuk anak, untuk keluarga, untuk saudara, untuk saudara seperjuangan dan ummat Islam pada umumnya. Bayangkan wajahnya, bayangkan wajahnya, banyangkan wajahnya. Baru kita berdo’a. Ya Allah, sesunggunhya Engkau Maha Tahu bahwa hati-hati ini telah berkumpul untuk mencurahkan cinta hanya kepada Mu. Bertemu untuk taat kepada Mu. Bersatu dalam rangka dakwah Mu. Berjanji setia untuk membela syariat Mu. Maka kuatkanlah tali ikatannya. Abadikan kasih sayangnya. Tunjukanlah jalannya. Penuhilah dengan cahaya Mu yang tidak akan pernah redup. Lapangkan dadanya dengan limpahan iman dan indahnya tawakal kepada Mu. Hidupkanlah dengan ma’rifat Mu dan matikanlah dalam keadaan syahid di jalan Mu. Sesungguhnya Engkau sebaik-baik pelindung dan penolong.

Di setiap rumah yang telah kita singgahi…. Kita temukan pernak dan pernik, kita melihat kelapangan, kita jumpai kesederhanaan. Kita mendapat suguhan, dengan kemampuan terbaiknya. Itulah kondisi rumah saudara kita di jalan dakwah. Kesamaannya adalah kehangatan. Ya kehangatan. Itulah kesan yang dapat disimpulkan. Bahwa rumah saudara kita adalah rumah cinta. Cinta yang menjadikan memuliakan tetangga. Cinta yang menjadikan memuliakan tamu. Bersebab beriman kepada Allah dan hari akhir. Semoga rumah-rumah saudara yang pernah disinggahi, menjadi rumah disurga kelak.

Di sepanjang jalan tarbiyah, semoga Allah tetap menjaga rasa kerinduan di hati-hati ini. Di sepanjang jalan tarbiyah, semoga kita didekatkan kepada hidayah, didekatkan kepada ketakwaan, didekatkan kepada ampunan dan didekatkan kepada kekayaan. Di sepanjang jalan tarbiyah, semoga kita menjadi bagian menjadi pemimpin orang-orang yang bertakwa.

Di sepanjang jalan tarbiyah, rindu aku pada pertemuan pekanan, pertemuannya orang-orang yang beriman. Di sepanjang jalan tarbiyah, semoga ini menjadi wasilah mendapat ridho Nya.

Cipayung Jaya di guyur hujan, Ahad 9 Jumadil Akhir 1439 H/25 Februari 2018

Komentar