SHIROTHOL MUSTAQIM…. JALAN YANG LURUS


Oleh : Abi Fghi

Didalam sehari semalam dalam sholat, minimal 17 kali kita bermunajat kepada Allah untuk meminta jalan keselamatan, jalan yang lurus. Yaitu shirothol mustaqim. Surat Al Fatihah ayat ke 6. Ihdina (tunjukilah kami), dari akar kata hidayah, artinya memberi petunjuk ke suatu jalan. Yaitu shirothol mustaqim, jalan yang lurus. Bukan jalan yang bengkok, kekafiran. Kita juga sekaligus meminta taufik kepada Allah Swt.

Lalu apa makna dari jalan yang lurus itu, maknanya terdapat dalam lanjutan ayat berikutnya. “Yaitu jalan orang-orang yang telah Engkau anugerahkan nikmat kepada mereka, bukan (jalan) mereka yang dimurkai (Yahudi) dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat (Nasrani)” ayat ke 7.

Jalan yang lurus adalah jalan orang-orang yang telah diberi nikmat, siapa itu ? orang-orang yang beriman sebelum ummat Muhammad Saw. Mereka adalah para Nabi dan Rasul, serta orang orang sholeh yang lain. Yang beriman dan mengesakan Allah Swt.

Jalan yang lurus adalah bukan jalannya orang-orang Yahudi yang di murkai. Kenapa Yahudi di murkai, karena menjadikan Uzair adalah anak atau putera Allah. Maka Allah tegas menyebutkan, “Maka kafirlah orang-orang yang mengatakan Uzair adalah putera Allah”. Ditambah kedurhakaan dan selalu melampaui batas. QS. 5:78.

Jalan yang lurus adalah bukan jalannya orang-orang Nasani yang di sesatkan. Kenapa ?, karena orang Nasrani menjadikan Isa As sebagai anak Allah. “Sunguh telah kafirlah orang-orang yang berkata, sesunggunya Allah ialah Al Masih putera Maryam…” QS.5:72. Bahkan Allah juga menegaskan, “Sesungguhnya kafirlah orang-orang yang mengatakan bahwasanya Allah salah satu dari yang tiga…” QS.5:73. Inilah kesesatannya.

Maka kita orang Islam dianjurkan oeh Rasulullah Saw agar senantiasa berdoa “Ya Allah, sesungguhnya aku meminta kepada Mu didekatkan kepada hidayah, kepada ketaqwaan, kepada ampunan dan kepada kekayaan”. Allahumma innii asaluka hudda wattuqa’ wal ‘afwa wal ghina.

Jalan yang lurus adalah jalan yang mendaki lagi sukar. Kita pasti akan di uji oleh Allah Swt atas keimanan kita. “Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibarkan saja mengatakan, ‘kami telah beriman’, sedang mereka tidak di uji lagi ?”. QS.29:2. Dan kita tidak tahu apakah bentuk ujian yang diberikan, apakah berupa ketakutan, kehausan, kelaparan atau ujian yang lain. QS.2:155. Oleh karena ini adalah jalan ujian, maka perlunya selalu bersabar dan memperbaharui kesabaran. QS.3:200.

Jalan yang lurus adalah jalan para Nabi dan Rasul. Diantara sekian banyak nabi dan rasul ada yang disebut ‘ulul adzmi, yaitu nabi atau rasul yang memiliki kesabaran yang luar biasa. Mereka adalah Nabi Nuh As, Nabi Ibrahim As, Nabi Musa As, Nabi Isa As dan Nabi Muhammad Saw. Kita bisa mengambil ibrah atau pelajaran dari jalan para nabi dan rasul. Tugas kenabian yaitu “…membacakan ayat-ayat Kami kepada kamu dan mensucikan kamu dan mengajarkan kepadamu Al Kitab, serta mengajarkan kepada kamu apa yang belum kamu ketahui “. QS.2:151.

Jalan yang lurus adalah senantiasa beribadah hanya kepada Allah semata. Inilah maksud diciptakannya manusia di bumi ini. “Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah Ku”. QS.51:56, 2:21. Oleh sebab itu, bentuk rasa kesyukuran kita adalah senantiasa beribadah atau sholat. Itulah yang ditegaskan oleh Rasulullah ketika ditanya kenapa beliau senantiasa beribadah, padahal dosanya telah diampuni baik yang lalu maupun yang akan daang. Afala takunu ‘abdan syakuraa, apakah aku tidak boleh menjadi hamba yang besyukur?

Jalan yang lurus adalah menjadikan Al Qur’an sebagai pedoman hidup. Karena Al Qur’an menjadi huddan, menjadi syifa dalam hidup. “Kitab ini tidak ada keraguan padanya, petunjuk bagi mereka yang bertaqwa” QS.2:2. Kita ingin menjadi sahabat Al Qur’an. Siapa sahabat Al Qur’an ? Yaitu orang yang menghafal seluruh atau sebagiannya, terus membacanya, mentadabburinya, mengamalkan serta berakhlak dengannya. Dan kita juga ingin mendapat syafa’at dari Al Qur’an. “Abu Umamah ra berkata, ‘Aku mendengar Rasulullah Saw bersabda : ‘Bacalah Al Qur’an, karena ia akan datang pada hari kiamat untuk memberi syafa’at kepada orang yang telah membaca dan melaksanakan isinya “. HR Muslim.

Semoga kita senantiasa mendapat hidayah dari Allah Swt, untuk menapaki jalan yang lurus.

Komentar