Oleh : Abi Fghi
1. Alhamdulillah, dari waktu ke waktu semakin bertambah orang yang masuk menjadi bagian dari dakwah ini. Ditandai dengan mengucapkan mua'hadah, disalamin bahasa kekitaan, berjanji setia maka akan mendapatkan sematan baru sebagai *anggota inti atau AI*. Dulu namanya kader inti atau KI. Yang tingkatannya berjenjang. Anggota madya, anggota dewasa dan anggota ahli.
2. Jenjang yang ada pada diri kita, sesugguhnya itu bukan sebagai kehormatan, kebanggaan. Melainkan sebagai taklif atau pembebanan.
3. Kenapa sebagai beban, karena anggota inti adalah penggerak berjalannya amal jama'ah. Karena ada kewajiban berjamaah yang ditunaikan. Karena menjalankan dan menyebarkan fikrah.
4. Menjadi anggota inti sesungguhnya berdaya guna. Disebut berdaya karena setiap ikhwan dan akhwat punya ath thoqoh atau potensi. Memiliki keistimewaan masing-masing. Jama'ah mengumpulkan kekuatan yang beragam untuk kepentingan gerak dan langkah. Potensi inilah bagian kekuatan.
5. Guna yaitu memberi kemanfaatan, memberi kemampuannya, memberikan kontribusi berupa jiwa, harta, pemikiran dan yang lainnya. Allah Swt menegaskan bahwa, "Sesungguh Allah telah membeli dari orang-orang mukmin harta dan jiwanya dengan surga..."
6. Berdaya guna merupakan kebaikan yang dimiliki oleh setiap al akh dan al ukh. Setelah berdaya guna, berikutnya adalah kesiapan untuk ditempatkan di pos dakwah. Dan bersabar dalam pos tersebut, sampai ada keputusan qiyadah atau naqib untuk pos berikutnya.
7. Berdaya guna adalah orientasi kita amal atau kerja bukan jabatan. Kita berada di gerbong dakwah ini sesungguhnya untuk berlomba-lomba dalam kebaikan. Yang akan memberi pahala kita ialah Allah. Dengan syarat ikhlas, tentunya. Bergabung di jama'ah ini bukan untuk jabatan, apalagi ambisi untuk mendapatkannya.
8. Berdaya guna yaitu kita bagian dari sistem atau manhaj. Manhaj ini adalah Islam. Untuk kemuliaan dan kejayaan Islam. Maka apa yang dicita-citakan agar terjadinya syumuliyah Islam, ustadziyah 'alamiyah, jangan sampai ada dibenak kita perasaan autopiya. Ketidak mungkinan. Justru deterministik. Mungkin. Pasti. Dengan jalan memperjuangkannya. Biidznillah.
9. Berdaya guna itu ikhtiar dengan optimal. Allah tidak akan merubah nasib suatu kaum, sehingga kaum itu merubah keadaannya sendiri. Kenapa kita perlu menyadari akan hal ini? Karena kita adalah sebuah entitas gerakan. Al harakah al barkah. Dengan bergerak kita barokah. Dinamis. Degan gerak, sunnah pergiliran akan jadi milik ummat. Itulah polanya.
10. Apa yang kita perjuangkan pasti akan ada hambatan, halangan, cercaan, cibiran dari orang yang dalam dirinya ada penyakit. Kuatkan hati, kuatkan kebersamaan, kuatkan kesabaran. Jalan dakwah ini masih panjang. Usia kita mungkin tak bersua denga kejayaan Islam. Tapi, kita sudah berperan sejauh jangkauan kemampuan. Semoga kita selalu istiqomah menapaki jalan ini. Jalan dakwah. Jalan para Nabi dan syuhada.
=====
Dalam perjalanan Slipi Jakbar - Depok 27032018, belajar tsabat pada orang sabar di RSP IZI Slipi.
Komentar
Posting Komentar