KONDISI YANG DIKHAWATIRKAN


Oleh : Abi fghi

Inilah ungkapan yang perlu kita renungi bersama, perhatikan dengan seksama. Dari seorang mujahid dakwah yang menghantarkannya menuju kesyahidan, Hasan Al Banna. “ Wahai Ikhwan, sungguh aku tidak khawatir pada kalian bila dunia berhimpun menghadapi kalian. Kalian, dengan izin Allah lebih kuat dari itu. Akan tetapi aku khawatir dua hal atas kalian. Pertama, aku khawatir bila kalian melupakan Allah, lalu Allah menyandarkan kalian pada diri kalian sendiri. Kedua, aku khawatir bila kalian melupakan ukhuwah (persaudaraan) kalian. Lalu permusuhan diantara kalian menjadi amat keras “.

Wahai Ikhwan !…. Sebuah penegasan terhadap kader dakwah akan adanya hari sulit, yang suatu saat pasti akan dialami. Beliau tidak akan khawatir. Apa bentuk ketidak khawatirannya, ketika seluruh dunia berhimpun, bergabung, bersepakat untuk satu kata. Mendiskreditkan, menyudutkan, membuat makar, memfitnah, tribulasi. Terhadap kader dakwah. Sejarah panjang permusuhan rezim dzolim Mesir, bahkan hingga saat ini. Perjuangan rakyat Palsetina akan pendudukan dan aneksasi oleh Zoinis Yahudi, yang didukung Amerika beserta sekutunya. Pembubaran dan pengambilan aset Partai Refah di Turki. Serta contoh-contoh lain di beberapa negara.

Saya jadi teringat akan pesan seorang ustadz, jika fikrah ini benar, pasti akan banyak orang yang memusuhi. Baik dari internal ummat ataupun eksternal, musuh-musuh Islam. Kenapa ? Karena kesyamilan manhajnya. Karena keutuhan fikrahnya. Keyakinan tujuannya. Kesungguhan upayanya, upaya untuk menjadi guru peradaban. Bukti bahwa dunia berhimpun untuk memusuhi fikrah ini. Dan kita mampu untuk melaluinya. Menghadapinya. Dengan ketegaran dan kesabaran.

Apa kuncinya, pertolongan Allah. Bersebab hubungan yang kuat, dengan Yang Maha Kuat. Hati berkumpul karena kecintaan pada Allah. Bertemu untuk mematuhi perintah Allah. Bersatu menyeru kepada Allah. Mengikat janji setia untuk menolong agama Allah. Bersebab ukuwah yang mendalam karena iman. Inilah ketidak khawatiran yang melahiran keyakinan dan kepercayaan beliau kepada kita.

Akan tetapi, aku khawatir dua hal kepada kalian. Tekan beliau. Ini tanda, maknanya. Akan muncul dikemudian hari, yang menyebabkan kita menjadi lemah. Kurang bersungguh. Kurang berdaya saing. Efeknya terasa dan menyentuh gerbong dakwah ini.

Aku khawatir bila kalian melupakan Allah. Galau teramat besar bagi Hasan Al Banna, bila ini terjadi. Tarbiyah dari Allah amat jelas, benderang. Al Baqarah ayat 152 “ Fadzkuruunii adzkurkum, maka ingatlah kepada Ku, Aku pun akan ingat kepada mu “. Agar kita selalu ingat kepada Allah dimanapun kita berada. Dengan mengingat Allah, hati menjadi tenang. Ada persaaan keterjagaan. Keterjagaan untuk selalu berbuat baik. Berbuat baik di dalam rumah,  rumah tangga dan tetangga. Berbuat baik dalam pergaulan. Dalam bermuamalah. Bisnis. Politik. Dan yang lainnya.

Demkian pula, pesan yang ditujukan Nabi Muhammad Saw kepada Ibnu Abbas kecil, “ Ya ghulam…”. Demikian di riwayatkan oleh Tirmidzi, yang dihimpun oleh Imam Nawawi dalam kitab arba’innya. “ Jagalah Allah, pasti Dia menjagamu, Dia senantiasa bersamamu. Jika kamu memohon sesuatu, mohonlah kepada Nya. Jika minta pertolongan, mintalah tolong kepada Nya…”.

Apa jadinya bila melupakan kepada yang Maha Berilmu, “ lalu Allah menyandarkan kalian pada diri sendiri “. Terang Al Banna. Tak memerlukan kepada Yang Maha Mengurusi. Melupakan. Merasa kuat diatas diri sendiri. Muncul kemudian perasaan sombong. Sombong itu, ujungnya adalah nafsu. Nafsu Fir’aun yang menyatakan dirinya menjadi tuhan. Tapi, tak berdaya ketika maut di ujung tenggorokan. Sombong yang menjadikan Qorun merasa hartanya adalah payah jerih usahanya. Tanpa campur tangan Allah. Kemudian menjadikan hartanya ditelan bumi, karena tak berzakat. Tak berinfaq.

Sebagai kader dakwah, mari meyakini. Apa yang ada pada kita karena Allah. Milik Allah. Amanah Allah. Kita jaga, kita rawat. Karena kelak akan diminta tanggung jawabnya. “ Apakah manusia mengira dibiarkan begitu saja tanpa pertanggung jawaban ? “. Maka, sandarkanlah diri kita pada Allah, agar diberi ketentuan terbaik.

Aku khawatir bila kalian melupakan ukhuwah (persaudaraan), khawatir Al Banna kedua. “Ukhuwah“ paparnya “ hendaknya berbagai hati dan ruh perpadu dengan ikatan akidah. Akidah adalah ikatan yang paling kokoh dan mahal. Ukhuwah merupakan saudara keimanan, sedang perpecahan adalah saudara kekufuran. Kekuatan pertama adalah persatuan. Tidak ada persatuan tanpa cinta kasih, sedangkan cinta kasih yang paling lemah adalah lapang dada dan puncaknya adalah menguatakan orang lain dari pada dirinya sendiri.

Maka jangan sampai terurai rasa ini. Rasa yang nikmat, yang dikaruniakan kepada kita dari Allah. Rasa yang “ Faallafa baina quluubikum faashbahtum bini’matihii ikhwanaa “ maka Allah mempersatukan hatimu, sehingga dengan karuniaNya kamu menjadi bersaudara.

Jangan tercerai, diberai. Seperti wanita yang memintal benang menjadi kain, kemudian diurai kembali. Berpegang teguhlah. Ukhuwah ini mahal. Tapi ia tak bisa diperbeli, tak diperjual. Maka kuatkanlah ikatannya, kekalkan mesranya, tunjuki jalan-jalannya, penuhi dengan cahaya Nya yang tak kan pudar, lapangkan hati ini dengan limpahan iman.

Lalu… “  Jika melupakan nikmat dan rasa ukhuwah”. Permusuhan diantara kalian menjadi keras. Ini yang tak diinginkan. Memutus persaudaraan yang dibangun karena iman dan cinta. Syaithan punya caranya tersendiri agar permusuhan menjadi keras, nyata. Ghil, buruk sangka kepada saudara. Ini satu diantaranya. Tak percaya lagi kepada saudara, berikutnya.
Tsiqah adalah rukun bai’at yang terakhir. Walau letakknya terakhir, jika ia luntur, hilang, rusak, buruk. Maka akan berpengaruh kepada rukun-rukun sebelumnya.

Saudaraku…fillah, billah, lillah. Mari kita perkuat hubungan kita dengan Allah Swt dan perkuat rasa ukhuwah kita. Agar kekhawatiran ini tak jadi nyata. Semoga bermanfaat. Wallahu ‘alam bishshowab.

“ Pada Malam “ Depok, 28102017
=========================================
Sumber inspirasi :
Al Qur’an, Hadits Arba’in Imam Nawawi, Syarah Risalah Ta’lim, Syarah Do’a Rabithoh, Majalah Relung Tarbawiyah.

Komentar