Oleh : Abi Fghi
Seksi Pembangunan Keumatan dan Dakwah, selanjutnya disebut SPKD. Adalah tingkatan struktur tingkat kecamatan dalam Partai Keadilan Sejahtera. Tingkatan kokab disebut biro, tingkatan wilayah disebut bidang dan tingkatan pusat disebut departeman. Atau dengan istilah lain yang semisal.
Yang akan dibahas bukan nomenklatur tiap tingkatan. Tapi lebih kepada esensi pembangunan keumatan dan dakwah itu sendiri. Esensi SKPD, izinkan kami sebut dengan ‘dakwah kultural’. Jika ada SPKD maka itu kultural yang di struktur dan struktur yang mengelola kultural. Ini bisa menjadi jawaban atas beberapa pertanyaan kader atas teman-teman yang berada di dakwah kurtural tapi masih di tarik dalam struktur kepengurusan.
Dakwah kultural sesungguhnya istilah baru dalam partai ini. Inilah perluasan segmentasi dakwah, yang diharapkan kader mampu mengejawantahkan muashofat nafi’un lilghoirihi. Memberi nilai manfaat. Sebaik-baik manusia adalah yang memberikan manfaat kepada sesama manusia.
Dakwah kultural seyogyanya mengisi posisi-posisi kemasyarakatan sebagai bagian penentu kebijakan. Support dari struktur agar kader mau dan mampu di kultural sangatlah berharga. Sangat dinanti. Di tunggu. Mimpi kedepan 10 % (sepuluh persen) atau lebih disetiap kelurahan posisi ketua, sekretaris atau bendahara rukun tetangga (RT), rukun warga (RW) dari kader. LPM, PKK, Karang Taruna dan lembaga-lembaga lain pun demikian. Yang perlu dipikirkan bersama adalah bagaimana ‘rekayasa dakwah kultural’ bagian dari pada program dan pekerjaan dakwah.
Karena ini rekayasa, maka perlu perencanaan. Mapping lingkungan. Membaca potensi dukungan. Modal kader untuk maju. Aktif di kegiatan lingkungan. Bila sudah dimiliki, kader ditugaskan untuk maju menjadi calon ketua di ranah kultural. Gerak kita adalah gerak kolektif. Saling mendukung. Jika ada kader yang maju menjadi calon ketua RT misal, maka kader yang berada di lingkungan tersebut turut mendukung dan mensosialisasikan kepada masyarakat.
Apa yang di harapkan dari proyeksi dakwah kultural yang sedang kita rintis ini ? Setidaknya ada dua hal. Yaitu meluasnya dukungan terhadap basis politik. Dan yang kedua, meluasnya dukungan terhadap basis dakwah.
Meluasnya dukungan terhadap basis politik bisa dalam bentuk :
1. Masyarakat tidak phobi dengan kehadiran PKS dilingkungannya.
2. PKS tidak dijadikan sebagai ancaman bersama oleh partai lain atau lembaga lain.
3. Diterimanya PKS sebagai bagian politik keumatan.
4. Diterimanya saran dan usul yang kita sampaikan.
5. Bertambahnya dalam ukuran kwantitas angka dukungan dalam pileg, pemilukada bahkan pilpres.
Meluasnya dukungan terhadap basis dakwah bisa dalam bentuk :
1. Berkurangnya sentimen terhadap issu wahabi, issu khilafiyah atau perbedaan.
2. Diterimanya kader sebagai pengurus DKM, menjadi imam masjid/musholla.
3. Kader dijadikan tempat bertanya tentang masalah keagamaan.
4. Masyarakat tidak mempersoalkan model pengajian tarbiyah (baca: liqo’ atau halaqoh). Bahkan lambat laun mereka bisa bergabung dengan dakwah.
5. PKS menjadi alat pemersatu bagi organisasi-organisasi atau gerakan-gerakan dakwah.
Yang diatas hanyalah contoh, masih banyak bentuk atau indikator lain yang bisa kita sepakati bersama.
Dakwah kultural adalah proyek dakwah berkesinambungan. Akan ada dari periode ke periode. Maka misi kita adalah menumbuhkan, menjaga dan program berkelanjutan.
Menumbuhkan
Disebut menumbuhkan karena dari tidak ada menjadi ada. Dari satu menjadi dua, tiga, empat dan seterusnya. Tumbuh dalam kamus besar bahasa Indonesia yaitu timbul (hidup) bertambah besar dan sempurna. Menumbuhkan, upaya agar dakwah kultural semakin berkembang.
Menjaga
Menjaga, artinya mengusahakan, merawat dengan baik. Apa yang sudah di dapat, diraih, diupayakan tidak lepas dari kita. Untuk tokoh eksternal yang sudah dekat, perlu silaturahim berkelanjutan. Program parcel untuk tokoh rutin setap lebaran. Bagian dari riayah tokoh ekternal, Kader pelopor, duta khidmat yang sudah diterima di masyarakat, perkuat kedudukannya. Hubungkan ke akses pemerintahan, jaringan yang bersinggungan. Menanam itu mudah,
menjaga diperlukan kesabaran.
Program berkelanjutan
Apa yang sudah di tumbuhkan, kemudian dijaga atau di riayah akan lebih lengkap dengan program berkelanjutan. Jangan sampai, periode baru melupakan program kultural di periode sebelumnya. Saling menguatkan. Jika sebelumnya ada data kader yang ada di kultural, program selanjutnya menejerial dakwah kultural, misal. Begitu seterusnya. Kenapa perlu program berkelanjutan, agar harapan atau tujuan dakwah kultural tercapai. Yaitu meluasnya basis dukungan politik dan dakwah.
Semoga bermanfaat, urun rembug dakwah kultural.
===========
Cipayung Jaya, diselesaikan di ujung tahun, 29122017.
Komentar
Posting Komentar